Selasa, 15 Mac 2011

Islamic Architecture Great Mosque of Xian China




   

       Mari mengembara melihat kesenian binaan Islam pada Masjid Xian, China.

       Masjid Agung Xi’an atau Masjid Raya Xi’an adalah sebuah masjid yang sangat unik, terbesar, dan tertua yang terletak di kota Chang’an yang kini lebih dikenal dengan kota Xi’an, di China. Bentuk bangunannya lebih menyerupai kuil daripada bangunan masjid pada umumnya. Karenanya menjadi salah satu masjid dengan arsitektur paling unik di dunia. Pada tahun 1988 pemerintah Cina menetapkannya sebagai salah satu bangunan bersejarah terpenting di Cina.

      Menurut catatan sejarah pada ukiran kayu pada bagian interiornya, Masjid Agung Xi’an didirikan tahun 742, pada jaman Dinasti Tang (618 – 907), di tahun pertama pemerintahan kaisar Tian Bo. Saat itu banyak pedagang dari Arab dan Persia mendatangi Cina melalui Jalur Sutra. Kemudian para pedagang tersebut menetap di beberapa kota sperti Guangzhou, Quanzhou, Hoangzho, Yangzhou, dan Chang’an atau Xi’an. Selain berdagang, mereka juga berdakwah, menyebarkan ajaran Islam kepada penduduk setempat. Masjid Agung Xi’an menjadi salah satu jejak bersejarah aktivitas dakwah mereka. Tak mengherankan jika Cina menjadi tujuan para pedagang muslim karena Cina disebut dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang sangat terkenal: “Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina”.

      Masjid Agung Xi’an berdiri di area seluas 12.000 – 13.000 m2. Sedangkan bangunan masjidnya mempunyai luas yang lebih dari 6.000 m2. Areal masjid berbentuk empat persegi panjang, memanjang dari Timur ke Barat dan terbagi menjadi empat area.

      Area pertama berupa gerbang kayu setinggi 9 m yang dibuat pada abad ke-17. Gerbang ini berhadapan dengan tembok yang sangat lebar dengan dekorasi ukiran tanah liat serta dihiasi atap dari tumpukan genting mengilap. Pada dua sisinya dihiasi perabot antik yang sangat berharga buatan jaman dinasti Ming dan Qing.

      Area yang kedua terdiri dari tiga pintu batu yang saling berhubungan berpilar empat. Para pengunjung umumnya dipersilakan melewati area ini. Saat memasukinya, para pengunjung disambut dengan tulisan yang terdapat pada puncak pintu pertama, yang dapat diartikan sebagai “The Court of The Heaven” atau Taman Surga. Pintu tersebut dikelilingi tembok batu yang berukir indah dengan dua lintasan di dua sisinya yang merupa-kan peninggalan zaman dinasti Ming. Di belakangnya berdiri dua meja batu berukir naga. Keduanya sekaligus menjadi prasasti yang menjelaskan bahwa perbaikan masjid dilakukan pada tahun 1384 dan terjadi atas perintah kaisar di jaman dinasti Ming dan Qing.

      Pada area ketiga terdapat ruang kekaisaran yang merupakan bangunan tertua di kompleks ini, terdapat batu dengan tulisan huruf Arab tulisan seorang Imam yang menjelaskan mengenai perhitungan hari berdasarkan peredaran bulan. Di tengah-tengah halaman berdiri menara menyerupai pagoda dengan tiga susun atap berwarna biru tosca yang dinamakan “Introspection Minaret”, atau menara introspeksi, tempat para muazin mengumandangkan adzan. Sedangkan di sebelah selatan ruang tersebut ada ruang penerima tamu, tempat diletakkan Al-Qur’an tulisan tangan yang dibuat pada zaman dinasti Ming beserta sebuah peta tanah suci Mekah yang berasal dari dinasti Qing.
      Sedangkan area keempat yang juga merupakan area terbesar adalah bangunan untuk ruang shalat. Jama’ah yang dapat ditampung di area ini mencapai 1.000 orang. Ruang ini dilindungi tiga tingkat atap berwarna biru tosca, berhiaskan ukiran berpola rumput dan bunga-bungaan. Keindahan yang sekaligus mencekam tampak dari dinding ruangan yang terbuat dari kayu berpahatkan ayat-ayat Al-Qur’an lengkap dengan huruf Cina maupun Arab. Benar-benar menakjubkan!

      Hingga kini, Masjid Raya Xi’an masih difungsikan sebagai tempat ibadah kaum muslim dari suku Hui. Saat ini diperkirakan jumlah kaum muslim kota Xi’an dan sekitarnya mencapai 60.000 orang.

This is China



Menjelajah seluruh bumi China. Kembara ilmu ini pasti jauh dan panjang. InsyaAllah...

Khamis, 3 Mac 2011

Iman mereka bertambah

Siapa yang tidak melalui pasti sukar memahami. Inilah akhir zaman namanya, kita sedang menggengam bara api. Genggamlah sekuat-kuatnya dlm hati, katakan kita mesti brtahan walau bara api yang kita sama-sama genggam. Sahabat-sahabat menjadi semangat dan pendorong, saling bantu-membantu, walau makan tak kenyang, tidur tak lena, tapi inilah kemanisan yang dapat dirasai. Orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari redha Allah dalam menegakkan kalimah Tuhan di muka bumi, golongan ini lebih disayangi dan dilindungi-Nya. Rezeki Allah melimpah ruah kepada orang-orang yang benar-benar bertawaqal. Tidak sedikit terasa terancam dan sentiasa meyakini perlindungan mutlak hanya dari Allah S.W.T. Tempat sebaik-sebaik tempat pengaduan kepada Allah. Aku serahkan urusan hidupku ini kepada-Mu Ya Allah.

Walau sebanyak mana kekayaan di muka bumi, tapi tidak dapat menandingi kekayaan Allah Taala.
Nikmat paling besar, bersyukurlah...

Jumaat, 2 April 2010

Nikmat Untuk Kita




Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih

Daripada Ibnu Abbas r.a daripada Nabi s.a.w katanya : "Dua nikmat yang ramai orang terpedaya dengannya iaitu nikmat sihat dan masa lapang." (Riwayat Tirmizi)

Saya selongkari makna nikmat. Ia ialah keadaan atau suasana kehidupan yang baik yang dilimpahkan oleh Allah kepada hamba-hambanya. Contoh mudah, anda sihat sekarang bukan? Itu juga nikmat. Anda sakit? Itu juga nikmat,jangan salah tafsir bila sakit maka terus kita tafsirkan ianya bukan nikmat. Sebenarnya ia nikmat merasai sakit, sebab tidak semua merasai kesakitan.

Manusia terlalu kerap lalai, lalai mengigati siapa yang sepatutnya diingati. Kadang-kadang manusia ni tidak mahu bersyukur atas nikmat yang dikurniakan. Contoh lain saya boleh beri, kesenangan, keamanan, dan kelapangan hidup. Senang bila tiada masalah. Aman tidak huru-hara dan banyak masa terluang sebelum waktu sibuk. Bukan ‘sibuk-sibuk’.

Maka yang perlu kita sedar adalah hakikat nikmat kesihatan yang dikurniakan Allah Taala ini bukanlah berkekalan. Adalah tidak mungkin seseorang itu sihat sepanjang tahun 2009. Tidak demam dan tidak batuk. Atau tidak pening kepala. Tapi tidak mustahil jika ada. Jika ada, saya kira kuat juga antobodi orang ni. Tapi orang yang sihat sepanjang hayat ni pun satu nikmat, tapi adakah dia orang yang bersyukur ? Beramal sebaik mungkin terhadap Allah? Dia berdakwah menyampaikan risalah Islam?

Saya yakin anda juga punya masa lapang. Masa lapang saya klasifikasikan masa yang aman, sunyi dari sebarang pekerjaan dan urusan. Ketika itu, fikiran terasa aman tanpa ada perasaan bimbang dan cemas. Maka sangat wajar untuk manusia merebut peluang ini untuk beramal dengan sebaik-baiknya. Manfaatkan masa lapang ini. Saya juga takut masa lapang saya, saya juga rindu masa sibuk saya. Sentiasa rindu untuk berjuang.

Kebanyakan manusia tidak merebut peluang masa lapang dengan kerja-kerja yang berfaedah, tidak kiralah sama ada untuk kepentingan akhirat mahupun dunia. Jadi rebutlah kemajuan dan kejayaan hidup. Mereka yang tahu menilai hidup sentiasa mengisi masa lapangnya dengan kerja-kerja yang berfaedah bagi dirinya, keluarga dan masyarakat

Badan yang sihat adalah sebesar-besar nikmat Allah kepada kita yang mesti digunakan dengan wajar bagi faedah diri sendiri dan masyarakat. Yang paling ditakuti ialah penyakit manusia yang amat bahaya, saya kira cukup kritikal. Iaitu lalai, suka berangan-angan dan tidak mengatur hidup dengan baik. Hadis Riwatay Tirmizi ini juga turut menyedarkan umat manusia akan erti jihad melawan hawa nafsu dan selalu bekerja untuk faedah hidup di dunia dan akhirat.

Mari kita muhasabah, imbas masa silam yang penuh hitam. Hitam nurani kerana dosa bertimbun. Maka aturlah masa anda dengan sebaiknya. Alhamdulillah, saya juga punya masa lapang. Tapi masa lapang itu saya guna untuk kerja-kerja Islam. Berceramah, mengajar Multimedia, beriadah. Masa itulah sebenarnya emas, cukup berharga buat saya.

DEMI MASA sesungguhnya manusia dalam kerugian melainkan yang beriman dan yang beramal soleh. DEMI MASA sesungguhnya manusia dalam kerugian melainkan nasihat kepada kebenaran dan kesabaran. Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal. Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali...

Kembara menuju cinta Ilahi...

Memahami Ujian

Bissmillahhirrahman Nirrahim..


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh kepada pembaca-pembaca yang budiman...

                    Alhamdulillah dengan izin Allah S.W.T, sekujur tubuh ini masih diberi peluang untuk hidup di Bumi Allah::Bumi Kenyalang. Salam dan selawat buat junjungan Nabi Muhammad S.A.W, para keluarga baginda dan para sahabat baginda. Alhamdulillah, saya merasa gembira dan bersyukur dengan nikmat hari ini, walaupun sedang menahan sakit di bahagian muka dan mulut yang paling merisaukan, melecur akibat 'sun burn' sekembali dari program riadah bersama pelajar di Pantai Buntal. Saya bertawakal terhadap ujian kesihatan ini.


'Sepatutnya hidup aku ni perlu lebih bermakna.' Hampir setiap saya ulangi kata-kata itu, sedangkan maksudnya sukar difahami. Kemudian saya tafsirkannya hidup ini perlu lebih gembira, tidak perlu kepada kesedihan yang berpanjangan, sedangkan kesedihan itu membuat kita sengsara. Menangis hingga mata kembang, menyendiri hingga tak makan, murung...emmm logik ker? Tapi, saya faham itu adalah tribulasi, kesan dalaman dalam diri setelah menerima mehnah, mehnah ni dimaksudkan dengan ujian berbentuk fizikal. Tribulasi adalah perasaan dalaman dalam diri dan hati. 'Feel down' juga adalah tribulasi, sabotaj adalah mehnah. Rasanya itu sudah cukup untuk pembaca memahami, insyaAllah.


Saya kembali bermuhasabah, adalah mustahil semua kejadian ini akan kekal dan berterusan sekiranya tidak berada di bawah penjagaan Tuhan Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa. Firman Allah Taala dalam Surah Al-Anbiya, ayat 22 yang bermaksud: "Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah tentulah kedua-duanya itu telah rosak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arasy daripada apa yang mereka sifatkan." Saya kembali merenung kehebatan kejadian-kejadian Allah, bukan memikirkan tentang ZatNya. Persoalan saya timbul sendiri, kenapa harus hidup penuh bermakna? Saya melihat jauh, jauh hingga ke suatu masa lampau, terlalu sukar untuk melupakan memori silam yang hampir-hampir menenggelamkan saya dalam dunia yang pancaroba ini. Saya hampir gagal dalam hidup, merancang untuk meninggalkan perjuangan Islam ini,nauzubillah.

Saya klasifikasikan semua ini tidak semudah yang kita rancang. Apa kita kata kita kota, apa kita rancang kita buat. Nampak mudah bukan? Hingga akhirnya saya sendiri dapat merungkai persoalan ini. Akhirnya saya memahami urusan penciptaan undang-undang itu adalah hak mutlak Allah S.W.T. Tidak seharusnya manusia mendahului atau membelakanginya. Firman Allah S.W.T dalam Surah Al-Syura, ayat 10 yang bermaksud: "Tentang sesuatu apapun yang kamu berselisih, maka keputusannya (terserlah) kepada Allah (yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah TuhanKu, Kepadanyalah aku bertawakkal dan kepadaNya aku kembali." Dan saya bermuhasabah, mengulang-ngulang firman Allah Taala ini dalam Surah Al-Ankabut ayat 2-3 yang bermaksud: "Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan sahaja mengatakan:'Kami telah beriman', sedangkan mereka tidak diuji dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahu orang-orang yang dusta."


Perkongsian ringkas ini walaupun belum cukup untuk memperincikan situasi sebenar, tetapi memadai bagi saya jika pembaca sekalian berfikir akan makna sebenar mehnah dan tribulasi. Kaitkan ujian yang di timpa atas kalian,pasti setiap dari kita ada kisah duka dan suka. Sekadar perkongsian ringkas, akan saya luahkan sedikit pengalaman hidup, supaya menjadi pengajaran dan tauladan. Bermuhasabahlah...

Rabu, 17 Mac 2010

Sebutir Nasi

Panas sungguh hari ini, saya mengesat-ngesat peluh di dahi dan muka. Tapi kepanasan sinonim denga kehidupan saya. Sebelum saya menjejak kaki ke Tingkatan 5, rumah kami masih tiada bekalan elektrik, susah betol nak mohon kelulusan dari pihak kerajaan, memang kami tinggal di tapak setinggan, tanah yang tiada bergeran, tiada lot. Tapi seharusnya wakil rakyat di Bau memainkan peranan untuk memajukan petempatan kecil ini. Keluarga saya hanya menggunakan bateri kereta untuk menghidupkan mentol kecil, cukup untuk menerangkan kami di waktu malam. Syukur alhamdulillah, dalam kesempitan hidup ini, Allah anugerahkan bekalan air percuma. Air gunung yang jernih, tapi menggigil di buatnya. Ingat lagi waktu di sekolah rendah, mandi pagi adalah perkara yang paling membosankan. Gigi saya yang tersusun rapat ni pasti bergetar-getar kencang, mungkin boleh mencipta lagu. Itu kisah sebelum saya ke Tingkatan 5.

Kehidupan sekarang sudah berubah, ada bekalan elektrik, ada bekalan air dari Loji Air Bau. Tapi yang masih belum ada, tanah bergeran, tanah lot. Penantian ini sudah lama. Hampir 20 tahun kami menetap di Bau. Sudah banyak rayuan kami usulkan kepada wakil rakyat. Tapi jawapan mereka "Tunggu ngundi kelak, saya janji akan molah nya." Hingga saudara-mara kami pindah ke Kuching, berpindah ke bandar membeli rumah sendiri. yang setia dengan kampung kecil ini hanya 4 buah rumah Cina yang berdekatan, tapi belum di hitung dengan petempatan di kawasan seberang lagi. Ada 3 lagi buah keluarga cina. Saya tidak pernah merasa hidup sekampung dengan orang Melayu, saya terbiasa bercampur gaul dengan bangsa Cina dan Bidayuh.

Kehidupan ini saya adaptasikan dalam kenangan. Kekurangan itu saya klasifikasikan sebagai kelebihan. saya bersyukur, walaupun keluarga serba kekurangan tetapi ia mengajar saya erti kesungguhan. Dan nasi berlauk keropok MiMi itupun adalah didikan yang mengajar saya menjadi seorang yang tabah.

Syukur alhamdulillah, nikmat kekurangan itu dapat saya rasai...